Thursday, August 11, 2005

Kisah 1000 Hari Sabtu

Kisah 1000 Hari Sabtu
HAVE A GREAT WEEKEND AND MAY ALL SATURDAYS BE SPECIAL AND MAY YOU HAVE MANY HAPPY YEARS AFTER YOU LOSE ALL YOUR MARBLES.
Makin tua, aku makin menikmati Sabtu pagi. Mungkin karena adanya keheningan sunyi senyap sebab aku yang pertama bangun pagi, atau mungkin juga karena tak terkira gembiraku sebab tak usah masuk kerja. Apapun alasannya, beberapa jam pertama Sabtu pagi amat menyenangkan. Beberapa minggu yang lalu, aku agak memaksa diriku ke dapur dengan membawa secangkir kopi hangat di satu tangan dan koran pagi itu di tangan lainnya. Apa yang biasa saya lakukan di Sabtu pagi, berubah menjadi saat yang tak terlupakan dalam hidup ini.
Begini kisahnya. Aku keraskan suara radioku untuk mendengarkan suatu acara Bincang-bincang Sabtu Pagi. Aku dengar seseorang agak tua dengan suara emasnya. Ia sedang berbicara mengenai seribu kelereng kepada seseorang di telpon yang dipanggil "Tom". Aku tergelitik dan duduk ingin mendengarkan apa obrolannya.
"Dengar Tom, kedengarannya kau memang sibuk dengan pekerjamu. Aku yakin mereka menggajimu cukup banyak, tapi kan sangat sayang sekali kau harus meninggalkan rumah dan keluargamu terlalu sering.
Sulit kupercaya kok ada anak muda yang harus bekerja 60 atau 70 jam seminggunya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Untuk menonton pertunjukan tarian putrimu pun kau tak sempat".
Ia melanjutkan : "Biar kuceritakan ini, Tom, sesuatu yang membantuku mengatur dan menjaga prioritas apa yang yang harus kulakukan dalam hidupku".

Lalu mulailah ia menerangkan teori "seribu kelereng" nya. "Begini Tom, suatu hari aku duduk-duduk dan mulai menghiitung-hitung. Kan umumnya orang rata-rata hidup 75 tahun. Ya aku tahu, ada yang lebih dan ada yang kurang, tapi secara rata-rata umumnya kan sekitar 75 tahun. Lalu, aku kalikan 75 ini dengan 52 dan mendapatkan angka 3900 yang merupakan jumlah semua hari Sabtu yang rata-rata dimiliki seseorang selama hidupnya. Sekarang perhatikan benar-benar Tom, aku mau beranjak ke hal yang lebih penting".
"Tahu tidak, setelah aku berumur 55 tahun baru terpikir olehku semua detail ini", sambungnya, "dan pada saat itu aku kan sudah melewatkan 2800 hari Sabtu.
Aku terbiasa memikirkan, andaikata aku bisa hidup sampai 75 tahun, maka buatku cuma tersisa sekitar 1000 hari Sabtu yang masih bisa kunikmati".

"Lalu aku pergi ketoko mainan dan membeli tiap butir kelereng yang ada. Aku butuh mengunjungi tiga toko, baru bisa mendapatkan 1000 kelereng itu. Kubawa pulang, kumasukkan dalam sebuah kotak plastik bening besar yang kuletakkan di tempat kerjaku, di samping radio. Setiap Sabtu sejak itu, aku selalu ambil sebutir kelereng dan membuangnya".
"Aku alami, bahwa dengan mengawasi kelereng-kelereng itu menghilang, aku lebih memfokuskan diri pada hal-hal yang betul-betul penting dalam hidupku. Sungguh, tak ada yang lebih berharga daripada mengamati waktumu di dunia ini menghilang dan berkurang, untuk menolongmu membenahi dan meluruskan segala prioritas hidupmu".

"Sekarang aku ingin memberikan pesan terakhir sebelum kuputuskan teleponmu dan mengajak keluar istriku tersayang untuk sarapan pagi. Pagi ini, kelereng terakhirku telah kuambil, kukeluarkan dari kotaknya. Aku befikir, kalau aku sampai bertahan hingga Sabtu yang akan datang, maka Allah telah meberi aku dengan sedikit waktu tambahan ekstra untuk kuhabiskan dengan orang-orang yang kusayangi".

"Senang sekali bisa berbicara denganmu, Tom. Aku harap kau bisa melewatkan lebih banyak waktu dengan orang-orang yang kau kasihi, dan aku berharap suatu saat bisa berjumpa denganmu. Selamat pagi!"
Saat dia berhenti, begitu sunyi hening, jatuhnya satu jarumpun bisa terdengar! Untuk sejenak, bahkan moderator acara itupun membisu. Mungkin ia mau memberi para pendengarnya, kesempatan untuk memikirkan segalanya. Sebenarnya aku sudah merencanakan mau bekerja pagi itu, tetapi aku ganti acara, aku naik ke atas dan membangunkan istriku dengan sebuah kecupan.

"Ayo sayang, kuajak kau dan anak-anak ke luar, pergi sarapan". "Lho, ada apa ini...?", tanyanya tersenyum. "Ah, tidak ada apa-apa, tidak ada yang spesial", jawabku, "Kan sudah cukup lama kita tidak melewatkan hari Sabtu dengan anak-anak ? Oh ya, nanti kita berhenti juga di toko mainan ya? Aku butuh beli kelereng." HAVE A GREAT WEEKEND AND MAY ALL SATURDAYS BE SPECIAL AND MAY YOU HAVE MANY HAPPY YEARS AFTER YOU LOSE ALL YOUR MARBLES.
Shared by Fr. Rick of Kingston, NY

Thursday, August 04, 2005

Negara_KeCilKu

permasalahan yang paling signifikan di Indonesia akhir akhir ini adalah hujan dan banjir...bertambahnya quota air di beberapa daerah di Indonesia menyebabkan bencana yang menimpa bangsa kita semakin bertambah dan bertambah...belum lagi wabah DBD yang terus memakan korban jiwa...haruskah kita mencari siapa yang salah???atau kita terus brgerak untuk mengentaskan semua permasalahan???jalan yang terbaik adalah mencoba menyelesaikan satu per satu masalah yang ada...membewrdsayakan SDM SDm yang ada sesuai spesialisasi mereka. Itulah pentingnya belajar, membaca dan kuliah...kadang kita melupakan hal hal tersebut...bahwa satu saat beban negara yang sedemikian besar (dan bertambah besar dari hari ke hari) akan berpindah ke pundak kita...haruskah kita mengabaikan semuanya, hingga semua melepas tanggan nya dan akhirnya negara ini jatuh kepada negara adi kuasa yang semakin hari semakin bertindak semena mena terhadap ketdak berdayaan kita...kawan pikirkan lah ini...(rRRrra -26 februari 2005)

Sunday, July 24, 2005

Good deed everyday....

Dia hampir saja tidak melihat wanita tua yang berdiri di pinggir jalan itu,
tetapi dalam cahaya berkabut ia dapat melihat bahwa wanita tua itu
membutuhkan pertolongan. Lalu ia menghentikan mobil Pontiacnya di depan
Mobil Mercedes wanita tua itu, lalu ia keluar dan menghampirinya. Walaupun
dengan wajah tersenyum wanita itu tetap merasa khawatir, karena setelah
menunggu beberapa jam tidak ada seorang pun yang menolongnya.

Apakah lelaki itu bermaksud menyakitinya? Lelaki tersebut penampilanya
tidak terlalu baik, ia kelihatan begitu memprihatinkan. Wanita itu dapat
merasakan kalau dirinya begitu ketakutan, berdiri sendirian dalam cuaca

yang begitu dingin, sepertinya lelaki tersebut tahu apa yang ia pikirkan.

Lelaki itu berkata "Saya kemari untuk membantu anda Bu, kenapa anda tidak
menunggu di dalam mobil, bukankah di sana lebih hangat? Oh ya nama saya
Bryan." Yach, memang dia sudah terlalu lelah apalagi untuk wanita setua
dirinya hal ini benar-benar terasa berat.
Bryan masuk ke dalam kolong mobil
wanita itu untuk memperbaiki yang rusak.

danya, ia berkata bahwa
ia dari St Louis dan kebetulan lewat jalan ini. Dia merasa tidak cukup
kalau hanya mengucapkan terima kasih atas bantuan yang telah diberikan.
Wanita itu berkata berapa yang harus ia bayar, berapapun jumlahnya yang ia
minta tidak menjadi masalah, karena ia membayangkan apa yang akan terjadi

jika lelaki tersebut tidak menolongnya. Bryan hanya tersenyum. Bryan tidak
mengatakan berapa jumlah yang harus dibayar, karena baginya menolong orang
bukanlah suatu pekerjaan. Ia yakin apabila menolong seseorang yang
membutuhkan pertolongan tanpa suatu imbalan suatu hari nanti Tuhan pasti
akan membalas amal perbuatanya.

Ia berkata kepada wanita itu "Bila benar-benar ingin membalas jasanya, maka
apabila suatu saat nanti ia melihat seseorang yang membutuhkan pertolongan,
maka tolonglah orang tersebut.. dan ingatlah pada saya". Bryan menunggu
sampai wanita itu menstater mobilnya dan menghilang dari pandangan.

Setelah berjalan beberapa mil wanita itu melihat kafe kecil, lalu ia mampir
ke sana untuk makan dan beristirahat sebentar. Pelayan datang dan
memberikan handuk bersih untuk mengeringkan rambutnya yang basah. Wanita
itu memperhatikan sang pelayan yang sedang hamil, dan masih begitu muda.

Lalu ia teringat kepada Bryan. Setelah wanita itu selesai makan dan, sang
pelayan sedang mengambil kembalian untuknya, wanita itu pergi keluar secara
diam-diam. Setelah kepergiannya sang pelayan kembali, pelayan itu bingung
kemana wanita itu pergi, lalu ia menemukan secarik kertas di atas meja dan

uang $1000. Ia begitu terharu setelah membaca apa yang ditulis oleh wanita
itu: "Kamu tidak berhutang apapun pada saya karena seseorang telah menolong
saya, oleh karena itulah saya menolong kamu, maka inilah yang harus kamu

lakukan: "Jangan pernah berhenti untuk memberikan cinta dan kasih sayang".

Malam ketika ia pulang dan pergi tidur, ia berfikir mengenai uang dan apa
yang ditulis oleh wanita itu. Bagaimana wanita Itu bisa tahu kalau ia dan

suaminya sangat membutuhkan uang untuk menanti kelahiran bayinya? Ia tahu
bagaimana suaminya sangat risau mengenai hal ini, lalu ia memeluk suaminya

yang terbaring di sebelahnya dan memberikan ciuman yang lembut sambil
berbisik "Semuanya akan baik-baik saja, I Love You Bryan..."

(kebaikan akan selalu menemukan tempatnya, dan dia akan terus berputar).